Harga Batubara Turun Hingga 4% Pada Minggu Ini
Pada minggu ini, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) merosot 4,26% secara point-to-point. Harga batu bara menjauh dari level US$ 80/ton.
Penyebabnya adalah puncak musim dingin yang sudah berlalu. Memasuki musim semi, kebutuhan penghangat ruangan tidak setinggi saat musim dingin. Ini membuat konsumsi listrik turun cukup tajam.
Mengutip catatan Our World in Data, sebagian besar pembangkit listrik dunia masih menggunakan batu bara sebagai sumber energi primer. Pada 2019, total produksi listrik dunia adalah 26.296,51 TWh. Dari jumlah tersebut, 35,95% bersumber dari batu bara.
Namun ke depan, harga batu bara masih berpotensi membaik. Ini didukung oleh pemulihan ekonomi dunia, yang oleh International Energy Agency (IEA) diperkirakan tumbuh 5,2%.
"Di Amerika Serikat (AS), listrik yang dihasilkan oleh pembangkit batu bara pada 2021 diperkirakan naik 12% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Ini disebabkan oleh kenaikan permintaan listrik yang diperkirakan sebesar 1% YoY," sebut IEA dalam dokumen Electricity Market Report edisi Desember 2020.
EIA memprediksi permintaan batu bara dunia pada 2022-2025 akan stagnan di kisaran 7,4 miliar ton. Lambat laun, energi baru dan terbarukan akan mengambil tempat.
"Energi terbarukan sudah berada di jalur yang benar untuk menggantikan batu bara sebagai sumber energi pembangkit lisrik pada 2025. Pada saat itu, penggunaan gas alam juga kami perkirakan sudah melampaui batu bara.
Post a Comment for "Harga Batubara Turun Hingga 4% Pada Minggu Ini"