Fokus Benahi Data Kesehatan Nasional, Menkes Targetkan Integrasi Data Rampung Pada Akhir 2023

Kementrian Kesehatan menaruh perhatian besar untuk melakukan perbaikan dan pembenahan data kesehatan nasional.

Pembenahan tersebut untuk menghasilkan data kesehatan yang akurat guna mendukung kebijakan yang cepat dan tepat sasaran.

Pandemi Covid-19 telah menunjukkan betapa rapuhnya sistem dan pelayanan kesehatan di Indonesia, tak terkecuali carut marut data kesehatan nasional.

Hal ini menjadi katalisator bagi perubahan besar yaitu transformasi kesehatan enam pilar yang salah satu fokusnya adalah transformasi teknologi kesehatan.

"Transformasi Kesehatan ada 6 pilar, Digital Transformation Office dan Pusdatin berada di pilar ke-6 yakni transformasi teknologi kesehatan, yang mana digitalisasi data menjadi salah satu fokus yang kita benahi," kata Menkes saat meresmikan DTO Space di Jakarta, kemarin.

Untuk mewujudkannya, Budi mengamanatkan DTO dan Pusdatin untuk melakukan tiga langkah konkrit untuk mempercepat digitalisasi data kesehatan nasional.

Pertama, melakukan integrasi data kesehatan nasional yang terbuka dan bisa diakses serta digunakan oleh semua pihak.

Kedua, menyediakan platform kesehatan SATUSEHAT yang berfungsi sebagai wadah bagi berbagai aplikasi kesehatan dari pelaku industri kesehatan.

Untuk itu, semua aplikasi maupun fasilitas pelayanan kesehatan seperti RS vertikal, RS pemerintah, RS swasta, Puskesmas, Posyandu, laboratorium, klinik hingga apotek harus mengikuti standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan di platform SATUSEHAT. Dengan adanya, pertukaran data kesehatan nasional akan lebih efisien dan efektif.

"Untuk beberapa user yang belum bisa mengembangkan aplikasi kesehatan nanti bisa kita bantu, untuk stakeholder yang besar seperti Puskesmas dan Posyandu, nanti bisa kita kasih aplikasi yang standar dan gratis. Dengan begitu integrasi data bisa kita lakukan dengan rapi di satu platform yang sama," tambahnya.

Ketiga, mengintegrasikan data klinikal dan genomic untuk mengetahui status kesehatan masyarakat Indonesia.

"Kemenkes akan punya data klinikal dan genomic, nanti akan dibantu menggunakan AI. Ini untuk memastikan kita bisa leap frog bioteknologi kesehatan," pungkas Budi.