Supaya Teknologi tidak Merusak Kesehatan Mental Anak, Berikut Saran dari Pakar
Penerapan teknologi dan aktivitas daring amat terkait dengan masalah kesehatan mental.
Sebut saja gambar ultrasound kasar pertama dari si jabang bayi dalam kandungan yang diposting oleh calon orang tua di media sosial.
Menurut Lily-Jo, generasi alfa dan generasi Z yang lebih muda telah memiliki jejak digital sejak belia, dan mereka berpotensi tenggelam dalam dunia koneksi digital yang konstan.
Terlebih, mereka melalui periode revolusi teknologi tercepat dalam sejarah.
"Kita tidak dapat menemukan solusi untuk kesehatan mental yang buruk, jika kita tidak menyadari kompleksitas stresor psikologis yang dihadapi gen Z dan generasi alfa saat ini," ujar perempuan yang menjadi konselor di Layanan Kesehatan Nasional Inggris selama 12 tahun tersebut.
Dia yakin apabila teknologi digunakan dengan bijak dan dengan batasan, dapat menjadi kekuatan untuk kebaikan.
Tidak dapat dihindari pula fakta bahwa ada beragam konten negatif dan berbahaya yang bisa memapar anak dan berisiko mengimbas kesehatan mental.
Akan tetapi, Lily-Jo juga mewanti-wanti untuk tidak selalu menganggap teknologi sebagai kambing hitam untuk setiap masalah yang dihadapi anak-anak.
Cara terbaik yang dia sarankan adalah menerima bahwa teknologi sudah tertanam dalam setiap aspek budaya.
Penulis buku 'Talking to Children About Mental Health'itu mengatakan, teknologi bukanlah sesuatu yang dapat dihilangkan sama sekali dari kehidupan anak-anak dengan cara apa pun.
Solusi sederhana yang dapat digunakan untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam hidup yakni dengan menetapkan batasan yang sehat bagi anak-anak terkait teknologi.
Post a Comment for "Supaya Teknologi tidak Merusak Kesehatan Mental Anak, Berikut Saran dari Pakar"